Dikisahkan pada suatu hari di rumah kediaman keluarga tokek, tampak sekali kesibukan dari rumah keluarga tokek hari ini. sang ibu tokek tampak sangat gelisah dan tak sabar menunggu 3 butir telurnya menetas menjadi bayi tokek.
Sang ibu tokek dan sang ayah tokek tampak merasa bahagia karena hari ini sudah genap satu bulan telur-telur itu berada di tumpukan papan rumah. sungguh perjuangan yang sangat besar untuk menjaga dan memastikan bahwa telur - telur itu tidak rusak siang dan malam.
Bahkan bukan sang ibu dan sang ayah saja yang berharap-harap cemas menantikan telur-telur itu menetas, bahkan kerabat, saudara-saudara tokek pun merasakan debar-debar menantikan telur tokek itu menetas.
Singkat cerita, setelah menunggu dari kecemasan ibu tokek, terdengar suara retakan dari salah satu telur itu, Alhasil sang ibu pun menjerit histeris bahagia dan berkata "Ayah, lihat!! ada yang menetas".
"Wahhh.., Betul bu! Kira-kira laki-laki apa perempuan ya bu?"
Setelah suara retakan kecil dan di susul dengan suara retakan berikutnya yang lebih keras, setengah bagian dari telur tersebut kini sudah benar-benar pecah.
"Ayah kau lihat itu, anak pertama kita akan segera lahir"
"cangkang nya akan segera habis bu, sebentar lagi kita akan melihatnya"
Pelan Tapi pasti Akhirnya bayi tokek pun menghancurkan semua cangkang yang melingkupinya, dan tampak lah bayi kecil mungil, merah keluar dan untuk pertama kalinya bayi tokek itu melihat dunia.
"wahhh, selamat pak Bu dia perempuan" Teriak kerabatnya.
Semua yang menyaksikan kelahiran itu tampak bahagia menyaksikan kelahiran anak perempuan tersebut.
Tak lama terdengar kembali suara retakan kecil dari telur ke dua, dan telur ketiga. Akan tetapi telur kedua lebih cepat menetasnya dari pada telur ke tiga.
Se ekor bayi perempuan tampak keluar dari telur ke dua, sang ibu dan ayah dan kerabat-kerabatnya tampak kecewa karena telah lahir dengan jenis kelamin perempuan juga. Dan akhirnya mereka terus berharap dari telur yang ke tiga itu adalah bayi laki-laki.
Sekarang terdengar retakan -retakan kecil dari telur yang ketiga, sedikit demi sedikit dan muncul lah bayi yang ketiga.
"Ibu,, Dia laki - laki" Teriak sang ayah menyambutnya dengan girang.
"iya Ayah"
Akhirnya ketiga telur tokek itu menetas dan bayi bayi telahir ke dunia dengan sempurna, tampak keceriaan sang ibu dan ayah di raut mukanya.
Sang ibu dan sang ayah membesarkan ketiga anaknya itu dengan baik, dan kasih sayang yang mereka berikan sangat berlimpah sehingga ke tiga anak tokek itu pun tumbuh dengan baik.
Sampai pada suatu hari sang ibu mendapati anak ketiganya yang laki-laki tidak berbunyi tokeek, dan sang ibu pun bicara kepada sang ayah
"Ayah, ini sudah hampir dua bulan tapi kenapa anak laki-laki kita tidak bisa bicara dan berbunyi ''Tokeek" layaknya toke jantan pada umumnya. Kalau seperti itu bagaimana dia nanti akan menarik perhatian lawan jenisnya, bagai mana dia akan mendapat pasangan saat dewasa nanti? oh, ayah aku tak sanggup membayangkannya, apa yang harus kita lakukan?, sang ibu tokek tak kuasa menahan air mata kesedihannya.
"Aku juga tidak tahu harus bagaimana bu, belum pernah ada pejantan yang tak bisa berbunyi Tokkek, tapi walau bagaimana pun kita harus tetap sabar dan tetap membesarkannya dengan baik."
"Lalu apa yang harus kita lakukan ketika dia dewasa nanti ayah?" sang ibu berusaha tabah namun matanya masih berkaca-kaca.
"Aku yakin, pasti ada maksud dari semua ini bu" Sambil mendekap sang ibu yang masih menangisi keadaan anak laki -lakinya tersebut.
Singkat Cerita
Malangnya si tokek yang tak berbunyi sehingga sering sekali mendapatkan ejekan dari orang lain, dan bahkan ejekan dari kedua kakak perempuannya sendiri. Dan para tokek jantan lainnya kerap menjulukinya dengan panggilan tokek betina karena tidak bisa berbunyi Tokeek,
Ketika kedua kakak perempuannya mendapatkan pasangan, namun tida satu pun tokek betina yang mau dekat dengan dia karena dianggap tidak jantan.
Pada suatu malam, tampak si tokek tak berbunyi sedang berburu dia atas pohon. tiba - tiba seekor nyamuk datang terbang ke arahnya, segera dia bersiap-siap untuk menangkap si nyamuk. saat ia menjulurkan lidahnya, tiba-tiba saja si nyamuk jatuh tak berdaya. dan terhempas ke bawah. dengan sigap si tokek tak berbunyi itu turun kebawah, alangkah terkejutnya si tokek mendapati salah satu sayap si nyamuk patah.
"tolong jangan makan aku, aku hampir mati tadi terkena tepukan manusia" pintanya pada si tokek.
Si tokek hanya terdiam dan menghentikan niatnya untuk memangsa si nyamuk.
"Jika kau memakan ku, aku tidak bisa berburu darah, dan anak-anak ku akan mati karena tak bisa menghisap darah dari tubuhku yang aku berikan kepadanya" dengan nafas tersengal si nyamuk mencoba jelaskan kepada si tokek.
Si tokek hanya bisa menganggukan kepalanya tanpa bisa mengatakan apa pun kepada si nyamuk. Akhirnya si nyamuk pun sedikit mengerti tentang sesuatu dari si tokek.
Sang ibu tokek dan sang ayah tokek tampak merasa bahagia karena hari ini sudah genap satu bulan telur-telur itu berada di tumpukan papan rumah. sungguh perjuangan yang sangat besar untuk menjaga dan memastikan bahwa telur - telur itu tidak rusak siang dan malam.
Bahkan bukan sang ibu dan sang ayah saja yang berharap-harap cemas menantikan telur-telur itu menetas, bahkan kerabat, saudara-saudara tokek pun merasakan debar-debar menantikan telur tokek itu menetas.
Dongeng anak tokek |
Singkat cerita, setelah menunggu dari kecemasan ibu tokek, terdengar suara retakan dari salah satu telur itu, Alhasil sang ibu pun menjerit histeris bahagia dan berkata "Ayah, lihat!! ada yang menetas".
"Wahhh.., Betul bu! Kira-kira laki-laki apa perempuan ya bu?"
Setelah suara retakan kecil dan di susul dengan suara retakan berikutnya yang lebih keras, setengah bagian dari telur tersebut kini sudah benar-benar pecah.
"Ayah kau lihat itu, anak pertama kita akan segera lahir"
"cangkang nya akan segera habis bu, sebentar lagi kita akan melihatnya"
Pelan Tapi pasti Akhirnya bayi tokek pun menghancurkan semua cangkang yang melingkupinya, dan tampak lah bayi kecil mungil, merah keluar dan untuk pertama kalinya bayi tokek itu melihat dunia.
"wahhh, selamat pak Bu dia perempuan" Teriak kerabatnya.
Semua yang menyaksikan kelahiran itu tampak bahagia menyaksikan kelahiran anak perempuan tersebut.
Tak lama terdengar kembali suara retakan kecil dari telur ke dua, dan telur ketiga. Akan tetapi telur kedua lebih cepat menetasnya dari pada telur ke tiga.
Se ekor bayi perempuan tampak keluar dari telur ke dua, sang ibu dan ayah dan kerabat-kerabatnya tampak kecewa karena telah lahir dengan jenis kelamin perempuan juga. Dan akhirnya mereka terus berharap dari telur yang ke tiga itu adalah bayi laki-laki.
Sekarang terdengar retakan -retakan kecil dari telur yang ketiga, sedikit demi sedikit dan muncul lah bayi yang ketiga.
"Ibu,, Dia laki - laki" Teriak sang ayah menyambutnya dengan girang.
"iya Ayah"
Akhirnya ketiga telur tokek itu menetas dan bayi bayi telahir ke dunia dengan sempurna, tampak keceriaan sang ibu dan ayah di raut mukanya.
Sang ibu dan sang ayah membesarkan ketiga anaknya itu dengan baik, dan kasih sayang yang mereka berikan sangat berlimpah sehingga ke tiga anak tokek itu pun tumbuh dengan baik.
Sampai pada suatu hari sang ibu mendapati anak ketiganya yang laki-laki tidak berbunyi tokeek, dan sang ibu pun bicara kepada sang ayah
"Ayah, ini sudah hampir dua bulan tapi kenapa anak laki-laki kita tidak bisa bicara dan berbunyi ''Tokeek" layaknya toke jantan pada umumnya. Kalau seperti itu bagaimana dia nanti akan menarik perhatian lawan jenisnya, bagai mana dia akan mendapat pasangan saat dewasa nanti? oh, ayah aku tak sanggup membayangkannya, apa yang harus kita lakukan?, sang ibu tokek tak kuasa menahan air mata kesedihannya.
"Aku juga tidak tahu harus bagaimana bu, belum pernah ada pejantan yang tak bisa berbunyi Tokkek, tapi walau bagaimana pun kita harus tetap sabar dan tetap membesarkannya dengan baik."
"Lalu apa yang harus kita lakukan ketika dia dewasa nanti ayah?" sang ibu berusaha tabah namun matanya masih berkaca-kaca.
"Aku yakin, pasti ada maksud dari semua ini bu" Sambil mendekap sang ibu yang masih menangisi keadaan anak laki -lakinya tersebut.
Singkat Cerita
Malangnya si tokek yang tak berbunyi sehingga sering sekali mendapatkan ejekan dari orang lain, dan bahkan ejekan dari kedua kakak perempuannya sendiri. Dan para tokek jantan lainnya kerap menjulukinya dengan panggilan tokek betina karena tidak bisa berbunyi Tokeek,
Ketika kedua kakak perempuannya mendapatkan pasangan, namun tida satu pun tokek betina yang mau dekat dengan dia karena dianggap tidak jantan.
Pada suatu malam, tampak si tokek tak berbunyi sedang berburu dia atas pohon. tiba - tiba seekor nyamuk datang terbang ke arahnya, segera dia bersiap-siap untuk menangkap si nyamuk. saat ia menjulurkan lidahnya, tiba-tiba saja si nyamuk jatuh tak berdaya. dan terhempas ke bawah. dengan sigap si tokek tak berbunyi itu turun kebawah, alangkah terkejutnya si tokek mendapati salah satu sayap si nyamuk patah.
"tolong jangan makan aku, aku hampir mati tadi terkena tepukan manusia" pintanya pada si tokek.
Si tokek hanya terdiam dan menghentikan niatnya untuk memangsa si nyamuk.
"Jika kau memakan ku, aku tidak bisa berburu darah, dan anak-anak ku akan mati karena tak bisa menghisap darah dari tubuhku yang aku berikan kepadanya" dengan nafas tersengal si nyamuk mencoba jelaskan kepada si tokek.
Si tokek hanya bisa menganggukan kepalanya tanpa bisa mengatakan apa pun kepada si nyamuk. Akhirnya si nyamuk pun sedikit mengerti tentang sesuatu dari si tokek.